SELAMAT DATANG DI BLOG SERBA FAKTA

Lomba Konyol Yang Diadakan China Berciuman Dalam Air


Lomba Ciuman Dalam Air
Tanggal 6 Juli diperingati sebagai International Kiss Day. Untuk merayakannya, wilayah Guangzhou China mengadakan kompetisi spesial, yaitu kompetisi berciuman di dalam air.

Kompetisi ini diikuti sekitar 10 pasangan. Dengan sedikitnya peserta, lomba ini pun memakan waktu yang cukup cepat, seperti dilansir oleh China Navis (08/07).

Para peserta diminta untuk berciuman di dalam air. Pasangan yang paling lama berciuman dalam air dinyatakan sebagai pemenangnya. Kompetisi ini disebut-sebut sebagai perlombaan mengenai kekuatan fisik, stamina, dan kekuatan cinta.

Pasangan Wang dan Lin adalah pemenang kompetisi ini dengan waktu terlama 57 detik berciuman di dalam air. Selama perlombaan banyak ditemukan postur-postur lucu yang dipraktikkan oleh pasangan. Masing-masing pasangan memiliki postur unik mereka masing-masing. Sumber: merdeka.com

Trend Teraneh Pria Jepang Suka Pakai Bra


Trend Pria Jepang Pakai Bra
Setelah dikejutkan dengan munculnya tren memakai celana dalam di wajah, kini Jepang menyebarkan "virus" baru berupa tren pria memakai bra. Hal ini terungkap setelah rocketnews24 menelusurinya ke beberapa situs forum di Jepang.

Salah satu situs online shopping Jepang, Rakuten, bahkan menyediakan enam halaman yang berisi model bra yang dirancang khusus untuk pria. Untuk memastikan temuan aneh ini, reporter rocketnews24 berusaha untuk mengumpulkan bukti mengapa semakin banyak pria yang memakai bra.

Selama penelitian berlangsung, reporter tersebut menemukan bahwa kecenderungan ini tidak hanya terjadi di Jepang, tetapi juga seluruh dunia. Faktanya, ia berhasil menemukan berbagai situs yang digunakan oleh para pria pemakai bra untuk berbagi perasaan dan pengalaman mereka.

Ketika ditanya mengapa beberapa pria suka mengenakan bra, seorang anggota situs dari Inggris menjelaskan, "Saya merasa lega dan terlindungi," yang juga menjadi alasan umum bagi para pria yang memakai bra. Lainnya menjawab bahwa bra dapat menyangga punggungnya dan itu terasa melegakan.

Sebagaimana dilansir rocketnews24, beberapa netizen Jepang mengaku bahwa feminisasi sedang terjadi pada pria-pria di negeri matahari terbit itu. Namun, sisanya mengatakan bahwa pria pemakai bra hanyalah sekumpulan homoseksual. Sumber: merdeka.com

2 Metode Penetapan Awal Puasa Yang Selalu Berbeda

Pedoman Hisab Muhammadiyah
 
Hisab berasal dari kata Arab Al-Hisab atau dalam arti harfiahnya perhitungan atau pemeriksaan, tapi secara general atau umum kata Hisab diartikan sebagai perhitungan saja. Organisasi Muhammadiyah sebagai organisasi Islam Yang sangat berpengaruh di Indonesia, terbukti dengan banyaknya pengikut orrganisasi ini yang tersebar diseluruh Nusantara (Republik Indonesia). Organisasi Muhammadiyah yang merupakan organisasi Yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan di Yogyakarta, mempunyai Metode dalam menentukan 1 ramadhan dan 1 syawah (idul Fitri), metode ini dinamakan metode Hisab atau metode perhitungan yang mengambil dasar dari Al-Qur’an dan Hadis shahih serta mememecahkan atau mengimplementasikan Ayat Qur’an dan hadis Nabi dengan ijma Ulama atau perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi.

Dalam menentukan 1 ramadhan dan 1 Syawal, dalam lingkungan organisasi muhammadiyah dilakukan metode hisab atau perhitungan dengan berpedoman pada tiga kriteria. kriteria tersebut adalah:
  1. Telah terjadi Konjungsi atau Ijtimak;
  2. Konjungsi itu terjadi sebelum matahari terbenam;
  3. Pada saat terbenamnya matahari, piringan atas bulan berada diatas upuk (bulan baru telah ada/wujud).
Ketiga kriteria diatas mesti atau wajib terpenuhi semua, kalau salah satu point diatas tidak terpenuhi, maka bulan baru belum dimulai.
Pedoman Rukyat

Rukyat dapat terbagi atas beberapa macam yaitu:
ü   Bil Qalbi. Pergantian bulan terjadi hanya dengan meyakini dalam hati bahwa saat itu sudah terjadi hilal. Tidak perlu menengok ke langit atau menghitung di atas kertas, yang penting percaya. Sebagian menyebut ru’yat ini sebagai melihat dengan mata batin.

ü   Bil Fi’li. Kelompok terakhir menafsirkan hadits secara harfiah, bahwa hilal harus dilihat dengan mata secara langsung. Ini pun masih menimbulkan tanda tanya, apakah harus dengan mata telanjang? Sebagian berpendapat bahwa hilal harus dilihat dengan mata langsung dan tidak boleh menggunakan alat yang memantulkan cahaya. Sedangkan sebagian yang lain memperbolehkan.

ü   Bil Ilmi. Mereka yang setuju dengan ru’yat ini menggunakan ilmu sebagai alat untuk melihat hilal. Tidak peduli apakah langit sedang mendung atau badai sekalipun, selama perhitungan di atas kertas mengatakan sudah terjadi hilal (bulan berada di atas ufuk saat matahari terbenam), pergantian bulan tetap terjadi. ( sumber: http://www.masbied.com/2009/12/24/pengertian-hisab-dan-rukyat/ )

Metode Penetapan 1 ramadhan dan 1 syawal

Kesimpulan dari kedua Metode
Cara kedua yaitu Istikmal, yaitu dengan cara menyempurnakan bulan Sya’ban dari 29 hari menjadi 30 hari, sebagaimana hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda,

“Berpuasalah karena melihatnya (hilal) da berbukalah karena melihatnya, dan jika mendung maka genapkanlah hitungan bulan menjadi tiga puluh hari” (HR Bukhari dan Muslim)

Cara ketiga yiatu Hisab, yaitu sebuah metode perhitungan kedudukan hilal yang dilakukan dengan bantuan ilmu falak atau astronomi, guna menentukan awal bulan Qamariah, seperti untuk menentukan awal puasa. - See more at: http://www.islamnyamuslim.com/2013/07/tata-cara-menetapkan-awal-bulan-ramadhan.html#sthash.jnPCaccY.dpuf
Dalam menetapkan awal bulan atau hari pertama dimulainya puasa Ramadhan ditetapkan dengan tiga cara, antara lain:

Pertama, Ru’yatul hilal, yaitu pengamatan jarak jauh terhadap hilal saat matahari terbenam pada tanggal 29 bulan Qamariah dengan mata telanjang atau dengan alat, seperti teropong atau teleskop.

Jika hilal pada saat itu dapat dilihat, berarti mulai saat itu juga waktu awal bulan baru sudah dimulai. Sebaliknya, jika hilal belum nampak, berarti hari itu masih berada pada tanggal 30 bulan Qamariah. Dalam hadis riwayat Abdullah bin Umar, Rasulullah saw bersabda,

“Jangan kalian berpuasa sampai kalian melihat hilal, begitu pula jangan berbuka (Idul Fitri) sampai melihatnya, dan jika kalian tertutup mendung maka perkirakanlah.” (HR Bukhari dan Muslim)
Cara kedua yaitu Istikmal, yaitu dengan cara menyempurnakan bulan Sya’ban dari 29 hari menjadi 30 hari, sebagaimana hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda,

“Berpuasalah karena melihatnya (hilal) da berbukalah karena melihatnya, dan jika mendung maka genapkanlah hitungan bulan menjadi tiga puluh hari” (HR Bukhari dan Muslim)

Cara ketiga yiatu Hisab, yaitu sebuah metode perhitungan kedudukan hilal yang dilakukan dengan bantuan ilmu falak atau astronomi, guna menentukan awal bulan Qamariah, seperti untuk menentukan awal puasa.

Dikutip dari berbagai sumber

Negara Dengan Waktu Puasa Lebih Dari 20 jam


Waktu Puasa Terlama
Umat Islam di negara-negara Teluk menghadapi bulan puasa terberat dalam tahun ini lantaran Ramadan datang di tengah cuaca musim panas yang terik. Belum lagi pada tahun ini puasa harus dijalankan dengan waktu lebih dari 15 jam saban harinya di pekan pertama bulan suci Ramadan.

Situs emirates247.com melaporkan, Rabu (10/7), kaum muslim hidup di wilayah itu sebetulnya sudah tahu akan hal ini. Namun, kebanyakan dari mereka mungkin tidak tahu waktu puasa di negara mereka belum apa-apa dibandingkan dengan jam puasa bagi warga muslim tinggal di negara-negara belahan utara Eropa, seperti Swedia, Denmark, dan Finlandia, di mana mereka bisa melaksanakan puasa lebih dari 20 jam.
Tetapi periode seperti ini rata-rata berada di bagian selatan negara itu, di wilayah ibu kota, dan daerah sekitarnya.

Namun, untuk bagian utara Swedia dan Islandia misalnya, maka Anda tidak akan merasakan gelap di sebagian besar bulan Juni, dan ini artinya matahari bisa bersinar saban harinya selama 24 jam saat Ramadan di tahun 2015 mendatang.

"Islam sangat jelas mengenai puasa. Dikatakan bahwa kaum muslim harus menahan diri dari makanan dan minuman dari sebelum fajar sampai matahari terbenam. Namun tetap ada pengecualian, seperti halnya agama kita yang selalu fleksibel," kata Ulama asal Abu Dhabi, Syekh Abdul Basit Dirawi.

"Sebagai contoh, ketika seorang muslim sedang berpuasa dan dia dalam perjalanan dengan pesawat ke daerah yang jauh ke tempat di mana matahari terus bersinar dan tidak terbenam, maka dalam kasus itu dia harus membuat estimasi yang logis. Di daerah, di mana matahari tidak pernah terbenam, dia hanya harus mengikuti pola kota terdekat yang mendapat gelap atau meminta nasihat dari para ulama terdekat jika mungkin," lanjut dia.

Namun, di ujung lain planet ini, kaum muslim seperti di Argentina dapat menikmati puasa terpendek, dengan rata-rata hanya sekitar sembilan jam saban harinya. Ini berarti muslim tinggal di Argentina menjalankan puasa setengah hari jika dibandingkan dengan kaum muslim di Swedia.

Sementara untuk di Australia, di mana banyak komunitas muslim menetap, waktu puasa sedikit lebih lama jika dibandingkan dengan negara-negara di kawasan Amerika Selatan, dengan rata-rata sekitar sepuluh jam di sepanjang Ramadan, dan bertepatan dengan musim dingin di benua itu.

Sumber: merdeka.com