Kendaraan militer khususnya tank tempur sengaja dirancang untuk segala area medan tempur, mulai dari darat,air,lumpur bahkan gurun pasir juga tetap bisa dilewati. Lalu seperti apa keunikan dari kendaraan militer tank tempur ini, berikut sedikit ulasan tentan fakta unik kendaraan tank tempur.
Tank Tempur TNI |
Sebuah tank tempur utama dirancang untuk memiliki mobilitas tinggi dan dapat melewati segala macam medan.
Tank menggunakan dua atau empat tapak rantai untuk bergerak. Rantai ini
digerakkan oleh sebuah roda besar di tiap tapaknya yang menyalurkan
tenaga dari mesin.
Roda rantainya yang lebar menyebarkan tekanan yang
dihasilkan oleh beratnya tank, membuat tekanan yang dihasilkan dapat
setara dengan kaki manusia. Jenis medan yang sangat menyulitkan tank adalah tanah yang sangat lembut seperti rawa, dan medan berbatu yang memiliki batu-batu besar. Pada medan "biasa", tank diharapkan bisa berjalan dengan kecepatan 30–50 km/jam, dan kecepatan di jalanan bisa mencapai 70 km/jam.
Meskipun begitu, logistik pergerakan tank tidak mudah. Di atas kertas, atau ketika uji coba selama beberapa jam, sebuah tank memang memiliki kemampuan off-road yang mengungguli kendaraan roda biasa apapun. Di atas jalananpun, kecepatannya juga tidak jauh berbeda dengan kendaraan lapis baja
beroda biasa. Namun dalam prakteknya, kecepatan tinggi tank hanya bisa
digunakan untuk beberapa saat, sebelum terjadi kerusakan mekanis. Tank
tidak bisa senantiasa berjalan pada kecepatan tertinggi, dan harus
berhenti secara rutin untuk melakukan perbaikan pencegahan agar selalu
siap untuk bertempur.
Karena tank yang tidak bisa bergerak merupakan target yang mudah bagi mortir dan artileri, kecepatan biasanya tidak dipakai secara maksimum, dan selalu diusahakan untuk selalu menggerakan tank dengan kendaraan pengangkut tank atau kereta api, untuk menghemat tenaga tank.
Tank pada akhirnya akan bergantung pada kereta api dan infrastruktur rel kereta api,
karena tak ada angkatan bersenjata yang memiliki cukup banyak kendaraan
pengangkut tank untuk mengangkut semua tank mereka. Karena itulah, jembatan rel kereta api dan stasiun rel kereta api merupakan target utama bagi mereka-mereka yang ingin memperlambat laju serangan tank.