2 Saudara Kembar PSK |
Di sebuah gang yang sibuk di distrik red light di Amsterdam, terlihat
kerumunan orang yang saling sikut-sikutan untuk bisa berfoto bersama dua
nenek paling terkenal di Amsterdam: nenek kembar Louise dan Martine
Fokkens, dua pekerja seks komersial tertua di ibu kota Belanda tersebut.
Sama-sama mengenakan jaket kulit merah dan boot merah, jins merah, serta
topi rajut merah, dan syal Stars and Stripes di sekitar leher mereka,
dua nenek Fokken ini terlihat mencolok saat berjalan di sepanjang gang
yang penuh dengan jendela bingkai merah, tempat perempuan-perempuan
setengah telanjang memamerkan tubuh mereka untuk memikat pelanggan.
Penduduk lokal, tua dan muda, antri untuk sekadar mengobrol, sementara para turis yang lalu-lalang hanya melihat kebingungan.
"Lihat, itu ada 'ouwe hoeren' (bahasa Belanda untuk pelacur tua)," Koen Booij, 19, berseru sebelum mendekati Martine dan memberikan kartu pos bertandatangan yang mengiklankan buku terbaru kedua saudari kembar tersebut tentang sisi kotor Amsterdam, tempat Fokkens bersaudara bekerja sebagai PSDK selama setengah abad terakhir.
"Lihat, itu ada 'ouwe hoeren' (bahasa Belanda untuk pelacur tua)," Koen Booij, 19, berseru sebelum mendekati Martine dan memberikan kartu pos bertandatangan yang mengiklankan buku terbaru kedua saudari kembar tersebut tentang sisi kotor Amsterdam, tempat Fokkens bersaudara bekerja sebagai PSDK selama setengah abad terakhir.
Sejak awal 1960an, Louise, lalu Martine, sudah bekerja di kawasan
"Wallen", salah satu area lampu merah paling terkenal di dunia.
Kini diperkirakan ada 5000-8000 pekerja seks aktif di Amsterdam -- tapi hanya sebagian yang melakukan bisnis mereka dari balik 370 jendela bingkai merah di kawasan tersebut, menurut catatan resmi balai kota.
Kini diperkirakan ada 5000-8000 pekerja seks aktif di Amsterdam -- tapi hanya sebagian yang melakukan bisnis mereka dari balik 370 jendela bingkai merah di kawasan tersebut, menurut catatan resmi balai kota.
Saudari kembar berusia 70 tahun tersebut mulai terkenal tahun lalu,
ketika sebuah film dokumenter berjudul "Ouwehoeren" dan kemudian
diterjemahkan menjadi "Meet the Fokkens" yang menceritakan kehidupan
mereka diputar di International Documentary Film Festival di Amsterdam.
distrik red light |
Sepatu Boot Merah |
Gaya Nenek PSK |