Bundaran HI Terendam Banjir |
Dengan anggaran yang cukup banyak ini hendaknya harus disalurkan secara tepat sesuai kebutuhan, jangan sampai kasus serupa terulang seperti hambalang yang tidak jelas dana untuk pemerataan koruptor. Bukan untuk anggaran tepat sasaran malah banyak penyimpangan.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggelar rapat di pinggir Sungai
Ciliwung di Bidara Cina untuk membahas penanganan bencana banjir kali
ini bersama dengan Pemprov DKI Jakarta dan instansi terkait lainnya.
Terlihat hadir Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menko Kesra Agung
Laksono, Menteri PU Djoko Kirmanto, Kepala BNPB Samsul Maarif, Panglima
TNI Laksamana Agus Suhartono, dan Kapolri Jenderal Timur Pradopo,anggota
Komisi V DPR RI dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) beserta
jajarannya.
Dalam rapat ini, Presiden menjelaskan pusat menyiapkan anggaran Rp 2
triliun untuk penanganannya. "Prioritas pertama banjir di Jakarta ini
kita alokasikan Rp 2 triliun," kata Yudhoyono.
Yudhoyuono menuturkan rapat tersebut penting digelar untuk
mengantisipasi siklus banjir lima tahunan di DKI Jakarta. Menurut
Yudhoyono diperlukan penyelesaian yang strategis.
"Kami semua telah meninjau ke lapangan, menyusuri kali Ciliwung,
melihat rumah, dan sejumlah tempat yang menglamani kerusakan parah di
awal tahun. Apa yang kami lihat di lapangan, dan laporan yang masuk,
banjir 2007, dan 2002 maka pemerintah, baik pusat dan DKI, penting
mencari solusi yang strategis, bukan solusi tahunan, paling tidak bisa
mengurangi signifikan dampak banjir," katanya.
Menurut Yudhoyono, skala banjir di DKI tak bisa diatasi Pemprov DKI
semata. Untuk itu diperlukan sinergi dengan pemerintah pusat dan
instansi terkait.
"Semua tahu telah ada perubahan iklim, hal ini bisa terjadi, sekarang
belum aman. Dari BMKG mengatakan curah hujan masih akan berlangsung
hingga Maret. Berjaga-jaga jajaran BNPB, TNI, Polri, di Jakarta dan
seluruh Indonesia, agar rakyat aman. Siap dan meminimalkan dampak
banjir," sambungnya.
Dari Rp 2 triliun anggaran multi years, Rp 500 miliar
diantaranya untuk pembenahan Sungai Ciliwung. Menurut Yudhoyono, kali
Ciliwung harus dirapikan untuk mengantisipasi banjir.
"Yang mendesak, sodetan, di Ciliwung, ke arah Timur, mengapa, ketika
banjir Minggu ini Banjir Kanal Barat menampung aliran sungai, yang ada.
Ada kerusakan. Kanal Banjir Timur relatif tidak terisi. Ini tidak
menguntungkan, beban dibagi dua, maka dampaknya tidak seperti ini. Telah
dilakukan studi kelayakan, anggaran membangun sodetan, ini prioritas
pertama, tahun ini akan selesai medio 2014, anggaran Rp 500 M. Saya
sudah koordinasi, DPR, Menkeu, Menteri PU. Segera dilakukan tahun ini,
2014 diselesaikan," perintahnya.
Prioritasnya memang menata dan menertibkan aliran Sungai Ciliwung.
Diperlukan kerjasama yang baik untuk melaksanakan program ini. Termasuk
pembenahan masyarakat yang tinggal di bantaran sungai.
"DKI menyediakan lahan, pendekatan masyarakat tidak dirugikan. Kalau
itu bisa dilakukan akan dilakukan penertiban, akan mengurangi bahaya
sungai Ciliwung, dianggarkan RP 1,2 triliun, multi years 2013-2014," begitu Yudhoyono.
Yudhoyono juga mendorong penambahan sarana MCK mobile yang ditempatkan
dimanapun. Anggaran yang disediakan sekitar Rp 300 miliar. "Anggaran Rp
300 miliar. Dan masih banyak lagi membangun Waduk Ciawi, memerlukan
kerjasama DKI, Jabar, Pemerintah Pusat, dan pihak lain, dalam proyek
jangka menengah dan panjang," begitu Yudhoyono. Sumber Informasi